Munculnya kembali iklan PKS di televisi yang menggambarkan tentang perpecahan dan konflik di kalangan elit politik, semakin memperkuat posisioning PKS sebagai partai yang penuh dengan manuver tak terduga.
Ini bukanlah kali pertama PKS menciptakan hal kontroversial, sebelumnya juga PKS telah beberapa kali menayangkan iklan yang out of the box. Banyaknya kritikan dan juga cercaan dari berbagai kalangan, mulai dari para lawan politiknya, pengamat, hingga kalangan elit politik ternyata justru membuat PKS malah semakin berani dalam menghadang badai tersebut.
Simak saja pernyataan Ketua Fraksi PKS di DPR yang mengeluarkan statement, bahwa PKS tak akan menghentikan penayangan iklannya, kecuali kalau ada elit politik yang benar-benar merasa keberatan barulah akan dipertimbangkan (inilah.com,16/2).
Sebenarnya apakah maksud PKS dalam melakukan penayangan iklan yang kontroversial tersebut? hal inilah yang akan saya coba untuk ulas secara singkat melalui kacamata pemasaran.
Pemasaran, sebagaimana yang didefinisikan oleh Kotler adalah "Suatu proses dimana individual atau kelompok memperoleh apa yang diinginkannya melalui penciptaan, penawaran, dan penukaran nilai dari produk dan jasa dari satu ke yang lainnya", sedangkan apa yang dipasarkan lazim disebut produk.
Produk sendiri bukan hanya terdiri dari dua jenis, barang (goods) ataupun jasa (service), namun dapat pula berupa ide, orang, organisasi, bahkan termasuk juga partai politik. Tiap-tiap jenis produk mempunyai cara pemasaran yang berbeda dan tak dapat disamakan strategi pemasarannya, begitu pun dengan bagaimana memasarkan partai politik. Jika dianalogikan, partai politik sebenarnya sama dengan perusahaan yang menghasilkan output. Jika output perusahaan adalah barang atau jasa, maka output parpol dapat berupa program kerja, kader yang berkompeten, ataupun sebagai media penampung aspirasi masyarakat.
Sifat intangibility dari produk parpol inilah yang kemudian membuat parpol sebenarnya dapat digolongkan sebagai services. Dalam memasarkan produknya, parpol mempunyai cara dan strategi pemasaran yang berbeda dengan yang lainnya, inilah yang kemudian kita kenal sebagai kampanye.
Firmanzah, dalam bukunya Marketing Politik menyebutkan bahwa ada dua jenis kampanye, yaitu kampanye pemilu yang hanya dilakukan menjelang pemilu dan kampanye politik yang sifatnya jangka panjang dan terus menerus.
Ada berbagai macam bentuk kampanye, mulai dari bakti sosial, menggelar seminar, konser, pemasangan spanduk di jalan-jalan, hingga kampanye elektronika yang menggunakan radio, televisi atau internet sebagai medianya.
Semua bentuk kampanye tersebut dilakukan untuk satu tujuan yang sama, yaitu mempromosikan partai politik yang bersangkutan, agar masyarakat dapat terbujuk untuk mengalihkan pilihannya pada partai politik tersebut.
Terkait dengan iklan kampanye PKS yang kontroversial, jika dipandang dari strategi marketing sebenarnya itu merupakan salah satu strategi yang sudah cukup lama digunakan. Bentuk promosi yang kontroversial sebetulnya merupakan salah satu cara paling efektif dan tentu saja efisien dalam memperkenalkan suatu produk, if you want to be popular, you have to be controversial.
Dikatakan efektif karena mampu untuk mengundang atensi publik secara berlebihan, dan efisien karena biasanya cost yang dikeluarkan relatif kecil.
Coba saja kita tengok PKS pada iklan Hari Pahlawannya beberapa waktu lalu, hanya dengan durasi iklan yang tak sampai 30 detik dan waktu penayangan yang cuma 3 hari, ditambah pula dengan waktu penayangan yang bukan pada saat primetime, namun mampu untuk menarik perhatian segala lapisan masyarakat bahkan hingga satu bulan lamanya.
Tidak hanya itu, beberapa stasiun televise hingga menayangkan suatu acara dialog yang khusus membahas iklan tersebut. Sedangkan ditinjau dari segi biaya, iklan PKS termasuk iklan yang membutuhkan paling sedikit biaya (Rp 1-2 miliar) jika dibandingkan dengan iklan-iklan dari parpol lainnya.
Selain itu, jika kita perhatikan dengan saksama, di semua iklannya PKS tak pernah memberikan janji ataupun iming-iming kepada masyarakat yang menjadi target pasarnya. Hal ini tentu saja berbeda dengan iklan-iklan parpol lain yang cenderung mengiming-imingi sesuatu kepada masyarakat, seperti sembako murah, perbaikan ekonomi, perbaikan nasib petani dan lainnya.
Lalu mengapa PKS tidak berani untuk memberikan janji kepada khalayak? Jawabannya mudah,karena PKS merupakan partai dakwah dan tabu bagi PKS untuk mengumbar janji.
PKS Bukan Partai Orang Terkenal
Apa jadinya PAN tanpa Amien Rais, PDIP tanpa Megawati (keluarga Soekarno), Demokrat tanpa SBY, Gerindra tanpa Prabowo, Hanura tanpa Wiranto nantinya, apakah partai-partai ini bisa bertahan karena jika dilihat partai-partai ini hanyalah mengandalkan ketokohan.
Tapi partai-partai ini tidak kehilangan akal, kakek/nenek/orangtuanya meski tidak menjadi pimpinan di partai itu. Begiut juga anak/cucu para tokoh diberi tempat yang nyaman di partai tersebut sehingga ketokohan dari orang tuanya masih dapat dipergunakan meski si anak/cucu tidak memiliki kemampuan yang sama dengan leluhurnya.
Dan bisa-bisa sebuah partai akan menjadi milik keluarga besar si tokoh tersebut sampai kapan pun. Golkar dulunya mengandalkan Soeharto, setelah hilang partai ini lebih mengandalkan para pengusaha, pemilik stasiun tv dan orang-orang yang terkenal karena orang tuanya juga.
Tapi ada beberapa partai yang tidak tergantung dengan tokoh, ambil salah satu contoh missal PKS, partai ini tidak memiliki tokoh yang terkenal karena unsur keturunan atau kekayaannya namun mereka mampu mencetak tokoh - tokoh yang layak dan kredibel. Sebelumnya siapa yang mengenal Hidayat Nur Wahid, Tifatul Sembiring, Nurmahmudi, Anis Matta dll.
Jadi sangatlah benar jika PKS disebut partai pencetak tokoh tapi tidak menggantungkan dirinya dengan tokoh yang bersangkutan. PKS, partai yang mengandalkan jaringan dan sel-sel yang siap setiap saat untuk turun dan bekerja ketika diperlukan seperti bencana alam.
Kader-kader PKS di didik bahwa setiap yang mereka kerja adalah amal yang akan mendapat pahala dari Allah. Menyingkirkan duri di jalanan saja mendapatkan pahala yang sangat besar apalagi menyelamatkan aset-aset NKRI dari orang-orang yang hanya ingin memuaskan nafsu pribadinya. Itu akan menyelamatkan 200 juta penduduk Indonesia dari tindak korupsi dan kebocoran-kebocoran anggaran yang selama ini terjadi.
2 Comments:
good luck
Tulisan-tulisannya bagus banget Wilham. PKS emang nggak ada matinye.
Posting Komentar